Senin, 31 Mei 2010

Payudara, zona erotik pasangan Anda

satulelaki.com - Bagi perempuan, payudara merupakan salah satu identitas seksual yang membedakannya dengan kaum lelaki. Namun, banyak lelaki yang gagal 'memperlakukan' payudara dengan sebaik-baiknya. Tidak setiap perempuan suka payudaranya dirangsang.

Payudara juga merupakan zona erotik. Payudara, puting payudara, dan areola (daerah gelap di sekeliling puting payudara) memiliki banyak ujung syaraf. Ereksi puting payudara adalah salah satu tanda rangsangan seksual. Kepekaan payudara berbeda dari satu perempuan ke perempuan lain.

Penelitian telah menunjukkan bahwa sebagian besar perempuan menikmati sensasi yang ditimbulkan oleh pasangan di payudaranya selama hubungan seksual. Sekitar 2-3% dari kaum perempuan, mampu mencapai orgasme melalui stimulasi payudara saja.

Walaupun sebagian besar perempuan memiliki puting yang ereksi pada saat terangsang, namun tak semuanya demikian. Tanda-tanda lain dari rangsangan adalah lubrikasi vagina, kemerahan di dada, dan peningkatan kecepatan denyut jantung dan pernapasan.

Apakah ukuran payudara memiliki pengaruh terhadap respon seksual perempuan? Jawabannya tidak. Sikap atau pandangan dirinyalah yang mempengaruhi respon seksualnya. Ukuran payudara bukan parameter responsitivitas seksual.

Lantas, bagaimana sebaiknya kaum lelaki memperlakukan payudara selama berhubungan seksual? Anda sebaiknya menanyakan apakah ia senang kalau payudaranya disentuh atau tidak. Sebagian perempuan mempunyai puting payudara yang sangat sensitif, sebagian lainnya tidak.

Tetapi, pada umumnya, perempuan menyukai sentuhan lembut dan ciuman pada payudara dan juga pada putingnya. Ingat, sensitifitas payudara juga bervariasi mengikuti fluktuasi hormonal. Sebelum menstruasi, ada perempuan yang mengalami nyeri dan pembengkakan pada payudaranya dan menginginkan stimulasi lainnya.

Meskipun demikian, perempuan yang tidak memiliki respon terhadap rangsangan pada payudaranya, bukan berarti 'abnormal'. Perempuan dan laki-laki memiliki cara yang sangat berbeda dalam respon seksualnya. Sebagian perempuan tidak memiliki payudara yang sensitif walaupun mereka dapat terangsang oleh sentuhan genital atau lainnya.

Ada pula yang menyatakan, sensitivitas payudaranya menurun setelah pembedahan untuk mengecilkan atau membesarkan payudara, setelah pengobatan kanker, setelah kehamilan dan melahirkan, atau setelah umurnya bertambah.

Sebagian lainnya merasa tidak terangsang karena alasan psikhologis. Contohnya, mereka mungkin malu dengan ukuran atau bentuk payudaranya yang menurut pandangan mereka sendiri, kurang ideal. Menganggapnya terlalu kecil atau terlalu besar. [hnl]



Tidak ada komentar:

Posting Komentar